-KONVEKSI -SABLON -BORDIR -DIGITAL PRINTING

BERKUALITAS, PROFESIONAL, PRODUKSI CEPAT, PENGALAMAN, MURAH, TEPAT WAKTU, GARANSI.

KONSULTASI VIA WHATSAPP

TENTANG KAMI

MAXIMA PRODUCTION

Read More

KATALOG

Read More

CARA ORDER

Read More

KONTAK

Read More

BLOG MAXIMA

Kamis, 29 Februari 2024

Jenis Kain Yang Cocok Untuk Kulit Sensitif


Memiliki kulit yang sensitif memang cukup merepotkan. Karena kamu ga bisa sembarangan menggunakan pakaian, terutama pakaian yang terbuat dari bahan yang dapat memicu alergi. Kulit sensitif sudah tentu memerlukan perhatian khusus, termasuk pemilihan jenis kain yang tepat untuk menghindari iritasi. Untuk itu, berikut kami berikan beberapa jenis kain yang cocok untuk kulit sensitif.

Apa Itu Kulit Sensitif?

Kulit sensitif adalah istilah untuk kondisi kulit yang mudah mengalami iritasi akibat reaksi berlebihan terhadap berbagai faktor, seperti udara atau bahan kimia dalam produk perawatan kulit. Untuk mencegah kekambuhannya, pemilik kulit sensitif perlu merawat kulit dengan baik dan ekstra hati-hati. Orang yang memiliki kulit sensitif sering kali merasakan keluhan pada kulit, seperti ruam, gatal, kering, beruntusan, hingga rasa terbakar atau perih pada kulit.

Ciri-Ciri Jika Kamu Memiliki Kulit Sensitif

Kalau kamu gak yakin apakah apakah kamu memiliki kulit sensitif, berikut ini adalah beberapa area yang perlu kamu perhatikan.

  • Kamu mengalami gatal-gatal, kekeringan atau ruam ketika menggunakan produk harian tertentu seperti sabun, perawatan kulit, cairan pembersih, parfum atau semacamnya.
  • Saat kamu berada di bawah sinar matahari atau cuaca dingin, kulitmu mudah terbakar.
  • Saat mencoba produk perawatan kulit yang baru, kamu mengalami ruam kulit, berjerawat, atau masalah jerawat.
  • Beberapa jenis tabir surya dapat menyebabkan reaksi alergi.
  • Kegiatan mencukur mungkin sering menyebabkan bercak-bercak merah yang besar pada kulit kamu.
  • Kamu sering mengalami peradangan, kemerahan, kulit berjerawat, atau kulit kering dan gatal, tidak hanya di wajah tetapi juga di seluruh bagian tubuh kamu.
  • Beberapa jenis bahan tertentu yang bersentuhan dengan kulit kamu dapat menyebabkan kulit kamu meradang atau mengalami reaksi alergi.

Apabila kamu mengalami salah satu dari masalah tersebut, sebaiknya tentukan penyebabnya dan jauhi situasi atau produk tersebut. Kalau permasalahannya semakin serius, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Apa Saja Jenis Kain Yang Cocok Untuk Kulit Sensitif

Kulit sensitif adalah jenis kulit yang mudah mengalami iritasi atau reaksi alergi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi kulit yang kering, produksi minyak berlebih, atau kurangnya protein pelindung kulit.

Untuk menjaga kesehatan kulit sensitif, penting untuk memilih pakaian yang terbuat dari bahan yang lembut dan tidak menimbulkan iritasi. Berikut adalah beberapa jenis kain yang cocok untuk kulit sensitif:

1. Katun Organik

Kain Cotton Combed Organik 100%

Katun adalah salah satu bahan yang paling umum digunakan untuk membuat pakaian. Kain ini terbuat dari serat kapas yang bersifat lembut, menyerap keringat, dan mudah dicuci. Beberapa jenis katun yang cocok untuk kulit sintetis antara lain: cotton combed dan cotton bamboo.

Kendati demikian, tidak semua katun cocok untuk kulit sensitif. Katun yang terlalu kasar atau terlalu tipis bisa saja membuat iritasi pada kulit. Oleh sebab itu, pilihlah katun dengan kualitas terbaik yang terbuat dari 100% kapas murni. Selain itu, hindari kain katun yang menggunakan pewarna sintetis berbahaya.

2. Sutra

Kain Sutra Cocok Untuk Kulit Sensitif

Sutra adalah serat alami yang lembut dan memiliki sifat hypoallergenic, sehingga cocok untuk kulit sensitif. Hal ini karena adanya kandungan senyawa asam amino yang membuat kain sutra terasa halus, lembut serta nyaman digunakan. Sutra juga memiliki sifat antibakteri yang bagus untuk kulit, karena dapat membantu mencegah pertumbuhan bakteri pada kulit.

3. Bamboo

Kain Bamboo Velour

Serat bambu memiliki sifat antimikroba yang baik untuk kulit. Kelebihan lain dari kain bamboo adalah bahannya menyerap keringat, tidak berbau, lembut dan ramah lingkungan. Karena keunggulannya inilah, serat bambu sering digunakan untuk pembuatan kaos atau pakaian anak-anak.

4. Linen

Kain Linen Cocok Untuk Kulit Sensitif

Linen adalah bahan yang terbuat dari serat flax atau tumbuhan rami. Kain ini bersifat ringan, breathable, dan tidak panas. Kain Linen juga memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu mencegah pertumbuhan bakteri pada kulit sehingga cocok untuk kamu yang memiliki kulit sensitif.

Bahan ini terkenal akan daya serapnya yang tinggi karena bisa menyerap hingga 20% dari beratnya dalam kelembapan. Kemampuannya untuk menyerap kelembapan, menjadikannya pilihan favorit untuk menjaga kamar tidur dan tempat tidur tetap sejuk.

5. Tencel

Kain Tencel Cocok Untuk Kulit Sensitif

Bahan Tencel merupakan salah satu jenis kain berkelanjutan dan ramah lingkungan yang terbuat dari pohon eukaliptus. Sama halnya dengan bambu, kain tencel memiliki sifat Hypoallergenic sehingga tidak akan mebuat kulitmu iritasi. Selain itu, bahannya yang menyerapa kelembapan membuat tencel tidak terlalu rentan terhadap pertumbuhan bakteri.

6. Modal

Kain Modal Cocok Untuk Kulit Sensitif

Modal adalah jenis bahan yang terbuat dari serat kayu pohon beech. Kain modal tidak hanya lembut di kulit tetapi juga menyerap kelembapan dan sangat mudah bernapas. Piyama atau pakaian dalam berbahan modal yang longgar dengan jahitan rata dapat membantu meringankan rasa gatal dan iritasi yang disebabkan oleh pakaian ketat yang terbuat dari serat sintetis seperti poliester atau nilon.

Apa Saja Jenis Kain Yang Harus Dihindari Untuk Kulit Sensitif?

1. Rayon

Kain Rayon Tidak Cocok Untuk Kulit Sensitif

Bahan pakaian seperti rayon sebaiknya dihindari oleh orang dengan kulit sensitif. rayon termasuk ke dalam jenis kain yang bersifat hidrofobik dan dapat menahan kelembapan kulit sehingga bisa membuat iritasi. Namun, kamu bisa menggunakan Lyocell dan Modal, yang merupakan dua bentuk rayon yang terbuat dari bubur kayu. Kedua bahan ini lebih ramah lingkungan serta memiliki daya serap yang baik.

2. Wool

Kain Wol Tidak Cocok Untuk Kulit Sensitif

Bahan wool juga tidak kami rekomendasikan untuk kamu yang memiliki kulit sensitif. Karena bahan wool dapat menyebabkan reaksi kulit, bahkan memperburuk dermatitis atopik pada sebagian besar orang. Namun begitu, terkadang saat musim dingin tiba terkadang kamu memang harus menggunakan pakaian berbahan wool untuk menghangatkan badan kamu.

Solusinya adalah, kamu bisa mengenakan lapisan dasar yang terbuat dari bahan katun atau kain bernapas lainnya yang cocok untuk kulit sintetis.

3. Polyester

Kain Polyester Tidak Cocok Untuk Kulit Sensitif

Seperti yang pernah kami bahas sebelumnya, bahan polyester adalah serat sintetis yang terbuat dari proses kimia. Pada pemilik kulit sensitif, penggunaan bahan poliester bisa memicu iritasi yang ditandai dengan munculnya ruam merah, perih, dan sensasi rasa terbakar.

Salah satu masalah utama dengan poliester bagi penderita eksim adalah kecenderungannya untuk mempertahankan kelembapan. Sifat hidrofobik dari kain ini berarti kain ini tidak dapat menyerap kelembapan dengan baik, dan keringat dapat menumpuk di permukaan kulit.

Retensi kelembapan ini dapat mengganggu penghalang alami kulit dan menciptakan tempat berkembang biak yang sempurna bagi bakteri, yang dapat memperburuk gejala eksim. Selain itu, kurangnya sirkulasi udara dapat menyulitkan kulit untuk mengatur suhunya, sehingga meningkatkan risiko kepanasan dan rasa gatal.

4. Nilon

Kain Nylon Tidak Cocok Untuk Kulit Sensitif

Salah satu alasan utama kenapa nilon tidak cocok untuk pemilik kulit sensitif adalah karena seratnya yang keras dan memiki permeabilitas rendah. Ini artinya bahan nilon tidak menyerap kelembapan dengan baik dan kurang bernapas.

Akibatnya pakaian yang terbuat dari bahan nilon dapat menyebabkan keringat berlebih dan rasa tidak nyaman. Kelembaban yang terperangkap dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan bakteri, yang dapat menyebabkan bau tidak sedap dan iritasi kulit.

Tips Merawat Pakaian Untuk Kulit Sensitif

1. Cuci Pakaian Baru Sebelum Digunakan

pakaian baru bisa saja mengandung bahan kimia dan pewarna yang berbahaya bagi kulit. Selain itu, pakaian baru bisa saja mengandung bakteri karena banyak dipakai atau di coba oleh orang lain di toko. Itulah sebabnya, sebaiknya cuci telebih dahulu pakaian baru kamu sebelum memakainya.

2. Gunakan Deterjen Yang Tepat

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah deterjen yang kamu gunakan. Dalam sebuah penelitian dengan pasien Jepang, mereka yang mencuci pakaian mereka dengan deterjen non-ionik, deterjen yang dikurangi aditifnya selama dua minggu mengalami perbaikan kulit. Sementara itu, deterjen dengan surfaktan anionik dapat menyebabkan iritasi dan memperburuk gejala iritasi kulit

3. Simpan Pakaian Dalam Ruangan Yang Kering

Saat akan menyimpan pakaian, sebaiknya simpan dalam lemari pakaian pada ruangan yang kering dan tidak lembab untuk mencegah timbulnya jamur. Jika pakaian tidak akan digunakan dalam waktu lama, kamu bisa membungkusnya dengan kantung pakaian khusus. Hindari menyimpan pakaian dalam kantung plastik karena palstik tidak memiliki sirkulasi udara yang baik.

Apalagi Yang Bisa Saya Lakukan Untuk Membantu Kulit Sensitif Saya?

Selain pemilihan bahan yang ramah untuk kulit sensitif, berikut adalah beberapa hal lain yang perlu kamu perhatikan dalam hal memakai pakaian.

  • Carilah pakaian dengan jahitan lembut yang tidak menyebabkan abrasi saat kamu bergerak
  • Carilah pakaian yang labelnya dijahit di bagian luar atau dicetak di atas kain, atau potong saja labelnya sebelum dipakai untuk menghindari iritasi pada label
  • Hindari pakaian dengan fitur seperti bebas kusut, anti noda atau tahan air, karena mungkin telah diberi bahan kimia berbahaya.
  • Cuci pakaian baru sebelum dipakai untuk menghilangkan residu apapun.
  • Gunakan deterjen yang tepat

Kesimpulan

Penting untuk diingat bahwa setiap individu dapat memiliki reaksi yang berbeda terhadap berbagai jenis kain. Selain itu, perhatikan juga cara merawat pakaian, misalnya, mencuci dengan deterjen ringan dan tanpa pewangi untuk menghindari iritasi kulit. Jika mungkin, lakukan uji coba kecil pada bagian kecil kulit sebelum menggunakan pakaian secara menyeluruh untuk memastikan bahwa tidak ada reaksi alergi atau iritasi yang muncul.

Bahan Chambray: Alternatif Denim Yang Lebih Adem Dan Elegan

Musim panas yang bikin gerah terkadang membuatmu enggan untuk mengenakan jeans denim. Hal ini karena jeans denim cukup berat dan kurang breathable. Untungnya, ada bahan chambray yang cukup ringan, lembut dan nyaman yang bisa menjadi alternatif buat kamu penyuka denim.

Lalu, seperti apa itu kain chambray? Pada kesempatan kali ini kita bakalan membahas secara tuntas mengenai kain chambray. So, Selamat membaca!

Apa Itu Bahan Chambray?

Detail Kain Bahan Chambray

Bahan chambray adalah jensi kain yang terbuat dari serat alami seperti katun, linen atau sutra. Kain chambray dibuat menggunakan teknik tenunan polos dengan benang berwarna pada benang lusi dan benang putih untuk benang pakan. Itulah sebabnya bahan kain chambray memiliki tampilan yang mirip dengan bahan denim, namun dengan tekstur yang lebih lembut dan halus.

Chambray pertama kali dibuat di Canbari, Perancis, pada abad ke-16. Kain ini awalnya digunakan untuk membuat pakaian kerja, seperti kemeja dan celana. Namun, seiring berjalannya waktu, chambray menjadi semakin populer sebagai bahan pakaian fashion.

Ciri Ciri Dan Karakteristik Bahan Chambray

Kain chambray memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Tampilan yang mirip denim: Chambray memiliki tampilan yang mirip dengan denim. Warna-warna utama yang digunakan adalah biru dan putih, dengan garis-garis halus atau motif serat yang memberikan kesan tekstur yang menarik.
  2. Ringan dan tipis: Berbeda halnya dengan denim, chambray termasuk ke dalam jenis bahan yang ringan, tipis serta mudah bernapas. Sehingga, lebih cocok untuk pembuatan pakaian musim panas
  3. Konstruksi: Chambray dibuat dengan cara menenun benang biru dan putih, mirip dengan denim. Namun, perbedaan utamanya terletak pada pola tenunnya. Chambray biasanya memiliki pola tenun yang lurus, sementara denim menggunakan pola tenunan twill.
  4. Jumlah benang anatara 150-500
  5. Tidak terlalu rentan terhadap pilling
  6. Tingkat kelenturan yang rendah
  7. Kemampuan menyerap kelembapan yang cukup tinggi

Jenis Jenis Bahan Chambray

Jenis Jenis Bahan Chambray

Bahan Chambray sejatinya hanya memiliki satu jenis saja. Perbedaanya hanya terletak pada bahan baku pembuatannya saja. Berikut adalah beberap jenis kain chambray yang umum kamu temui di pasaran:

  1. Bahan katun chambray: adalah jenis chambray yang paling umum. Kain ini terbuat dari 100% katun dan memiliki tekstur yang lembut dan nyaman untuk dikenakan.
  2. Chambray linen: terbuat dari 100% linen dengan tekstur yang lebih kasar dan kaku ketimbang katun. Umumnya cocok untuk membuat pakaian yang lebih formal.
  3. Chambray campuran (cotton-polyester): Chambray ini terbuat dari campuran benang polyester dan katun yang sudah dikerutkan dan dipress untuk memudahkan perawatan. Kain ini populer untuk digunakan dalam quilting sebagai alas selimut, dan juga merupakan pilihan tepat untuk kemeja dan rok kerja yang murah, tahan lama, dan dapat dicuci.
  4. Cambric: Jenis kain ini memiliki tenunan yang mirip dengan chambray, tetapi lebih ringan dan lebih halus.

Sejarah Terciptanya Bahan Chambray

Sejarah chambray berasal dari abad pertengahan sekitar tahun 1500-an Masehi. Kain ini dulunya bernama “Cambric” atau “kameryk” dalam bahasa Flemish. Cambric ini merujuk pada kain tenun polos ringan yang dibuat di kota Cambrai, Prancis. Berdasarkan beberapa catatan sejarah, kain ini bahkan telah ada sejak tahun 1300 Masehi yang ditemukan oleh seorang penenun bernama Baptiste.

Istilah “cambric” pada awalnya merujuk pada jenis kain linen berwarna putih walaupun ada juga yang terbuat dari sutra. Seiring dengan berjalannya waktu, sebagian besar kain cambric kini menggunakan bahan dasar katun.

Penggunaan pertama kata chambray dalam bahasa Inggris dimulai pada pertengahan abad ke-19, dan seiring berjalannya waktu, istilah “cambric” sudah tidak digunakan lagi, dan kain apa pun yang mengikuti gaya asli yang dikembangkan di Cambrai disebut “chambray.”

Pada awal abad ke-20 di Amerika Serikat, banyak buruh yang mengenakan celana denim dan kemeja chambray, yang kemudian memunculkan istilah “kerah biru”.

Proses Pembuatan Bahan Chambray

Walaupun bahan kain chambray memiliki banyak kemiripan dengan bahan denim, keduanya menggunakan teknik tenun yang berbeda. Pada dasarnya saat menenun kain, kita akan menggunakan dua helai benang yang disebut sebagai benang “lungsin” dan “pakan”. Kedua benang ini akan ditenun sedemikian rupa menggunakan pola tertentu untuk menghasilkan sifat kain yang diinginkan.

Untuk membuat kain chambray, benang lungsin dan benang pakan saling mengisi satu sama lain dalam pola yang bergantian, tetapi dalam produksi denim, benang lungsin melewati dua benang pakan sebelum melewati benang pakan ketiga. Hasilnya, sisi dalam selembar denim lebih ringan daripada sisi luarnya. Namun, dalam kasus chambray, kedua sisi kain ini memiliki warna yang sama.

Seperti halnya denim, benang pakan biasanya berwarna putih atau warna yang lebih terang dari benang lungsin. Hasil dari pendekatan ini adalah keseluruhan kain yang lebih terang daripada warna benang lungsin. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk menggunakan benang lungsin berwarna gelap untuk menghasilkan kain yang jauh lebih terang.

Kelebihan Dan Kekurangan Kain Chambray

Kelebihan Chambray

  1. Kain chambray sangat bernapas (breathable), sehingga sangat cocok untuk daerah tropis yang hangat.
  2. Kain chambray memiliki kemampuan menyerap kelembapan dengan baik
  3. Bahan chambray sangat serbaguna, karena dapat dipakai untuk membuat berbagai macam produk pakaian, mulai dari kemeja, celana, rok hingga rompi.
  4. Hanya membutuhkan perawatan yang rendah serta mudah dicuci
  5. Alternatif denim yang lebih lembut dan ringan

Kekurangan Chambray

  1. Kain ini mudah kusut sehingga membutuhkan penyetrikaan lebih sering
  2. Chambray termasuk jenis bahan yang mudah lentur
  3. Bahan chambray tidak kuat dan tahan lama seperti denim
  4. Chambray meskipun kokoh namun kurang kaku ketimbang denim, sehingga mungkin kurang cocok untuk proyek pembuatan pakaian yang membutuhkan struktur yang lebih keras.

Perbedaan Kain Denim Dan Chambray

Perbedaan Chambray Vs Denim

Walaupun secara visual keduanya terlihat mirip, ada begitu banyak perbedaan antara bahan chambray dengan bahan denim. Karena perbedaan dalam teknik menenun, bagian bawah chambray sangat mirip dengan bagian muka. Sementara itu, bagian bawah denim biasanya bewarna putih dan berbeda dengan warna kain pada bagian permukaannya.

Agar lebih jelas, kami telah menyiapkan tabel perbedaannya yang bisa kamu lihat di bawah:

PropertiChambrayDenim
Jenis tenunanPlain / PolosTwill
BeratRinganTebal dan berat
TeksturLebih halus dan lembutTerasa kasar saat disentuh dan lebih kaku
Jenis seratkatun, linen, campurankatun, campuran
Gaya fashionKasual, semi-formalKasual, formal
Warna BahanSecara umum bahan denim kebanyakan berwarna biru tua atau IndigoBerwarna biru muda atau aneka warna
Tabel Perbedaan Bahan Chambray Vs Denim

Penggunaan Bahan Chambray

Chambray biasanya dipakai sebagai pengganti denim yang lebih murah dan juga lebih ringan. Ini sangat cocok buat kamu yang menyukai tampilan denim tapi gak suka dengan bahannya yang terlalu berat.

1. Kemeja

Kemeja Chambray

Kemeja chambray adalah salah satu penggunaan bahan chambray yang paling populer. Baju kemeja ini memiliki tampilan yang kasual dan stylish, sehingga cocok dipakai untuk berbagai acara. Kamu juga bisa memadukannya dengan outfit apapun seperti celana pendek, celana chino, ataupun celana jeans.

2. Celana

Celana Chambray

Selain kemeja, chambray juga populer untuk membuat celana. Celana chambray yang paling umum kamu jumpai biasanya berjenis chinos, high-waist, celana pendek dan banyak lagi. Celana ini cocok untuk suasana santai dan memberikan tampilan yang lebih ringan daripada denim.

3. Rok

Rok Chambray

Rok chambray adalah pilihan yang tepat untuk kamu yang memilih tampilan lebih feminin dan stylish. Kamu bisa memadukan rok ini dengan berbagai macam atasan, seperti kemeja, kaus, ataupun sweater.

4. Gaun

Gaun Chambray

Secara umum bahan chambray bisa dipakai untuk membuat berbagai jenis pakaian. Tentu saja salah satu jenis pakaian yang paling poluler menggunakan bahan kain chambray adalah dress/gaun. Untuk kamu yang mencari inspirasi outfit musim panas menggunakan denim, cobalah untuk beralih menggunakan dress chambray!

5. Aksesori

Topi Chambray

Selain pakaian utama, chambray juga digunakan dalam pembuatan aksesori seperti topi, tas, dan syal. Aksesori berbahan chambray dapat memberikan sentuhan yang trendi dan santai pada penampilan.

Tips Merawat Pakaian Berbahan Chambray

  1. Cuci dengan tangan: Chambray adalah kain yang terbuat dari serat alami, seperti katun atau linen yang cenderung mudah menyusut. Oleh karena itu, sebaiknya cuci pakaian yang terbuat dari chambray dengan tangan menggunakan air dingin dan deterjen lembut.
  2. Hindari menggunakan pemutih: Pemutih dapat merusak serat chambray. Oleh karena itu, hindari menggunakan pemutih saat mencuci chambray.
  3. Jemur pada tempat yang teduh: Chambray juga rentan terhadap sinar matahari. Sinar matahari dapat membuat warna pada pakaian chambray memudar. Oleh karena itu, sebaiknya jemur pakaian pada tempat yang teduh.
  4. Setrika dengan suhu sedang: Karena kain chambray mudah kusut. Oleh karena itu, perlu disetrika secara rutin. Pakailah suhu setrika yang pas untuk katun atau gunakan suhu sedang saat menyetrika pakaian berbahan chambray

FAQ

Apakah bahan chambray bisa menyusut?

Bisa, apalagi jika chambray terbuat dari bahan katun. Untuk itu pastikan mencuci chambray menggunakan air dingin dan hindari menggunakan mesin cuci

Apakah pakaian yang terbuat dari bahan chambray mudah kusut?

Ya, pakaian yang terbuat dari chambray sangat rentan untuk kusut. Untuk itu kamu mungkin harus sering menyetrikanya sebelum dipakai.

 Sejarah Seragam Kerja Dan Perkembangannya Dari Masa Ke Masa

Sejarah Seragam Kerja

Seperti yang kita tahu, menggunakan seragam kerja dapat berdampak positif bagi perusahaan. Pakaian kerja telah berkembang pesat sejak abad pertengahan dan telah mengalami evolusi hingga menjadi seperti sekarang. Namun, tahukah kamu kapan dan dimana pertama kali seragam kerja diciptakan? Melalui artikel ini kami ingin mengajak kamu melihat sejarah seragam kerja dan perkembangannya dari masa ke masa.

Sejarah Seragam Kerja

Selama bertahun-tahun, kita telah melihat praktik ketenagakerjaan, kebijakan, dan kondisi kerja yang selalu berubah. Lalu seperti apa itu seragam kerja? Sebenarnya tidak ada definisi dan deskripsi yang pasti mengenai seperti apa pakaian kerja itu. Perusahan pada suatu negara, belum lagi budaya perusahaan itu sendiri, dapat menentukan jenis seragam yang akan karyawan pakai.

Kendati demikian, budaya bukan satu-satunya perubahan dalam sejarah seragam kerja. Usia dan pengalaman sosial juga ikut berpengaruh dalam menentukan evolusi penggunaan pakaian kerja.

Sejarah Seragam Kerja Pada Abad Pertengahan

Ilustrasi Pakaian Orang Orang Abad Pertengahan
Ilustrasi Pakaian Orang Orang Abad Pertengahan

Penelitian sejarah menunjukkan bahwa kemiripan pertama seragam kerja dapat ditelusuri kembali ke abad pertengahan. Pada masa ini, para pekerja akan mengenakan lencana pada pakaian mereka sendiri untuk menunjukkan peran pekerjaan mereka yang spesifik atau untuk menyelaraskan diri mereka dengan majikan tertentu, sering kali tentara atau dalam pelayanan kepada penguasa. Hal ini memungkinkan mereka untuk dengan cepat membuktikan keabsahan mereka saat menjalankan layanan mereka dan juga memungkinkan untuk mudah dikenali oleh orang lain.

Para pedagang yang tergabung dalam serikat tertentu juga mengenakan lencana untuk menunjukkan bahwa pekerjaan dan barang mereka dianggap memiliki kualitas yang cukup tinggi untuk diterima, yang menunjukkan kepada orang-orang bahwa para pedagang ini dapat dipercaya. Legitimasi serupa juga berlaku untuk banyak seragam organisasi saat ini.

Seragam Kerja Abad ke-17 Hingga ke-18

Seragam Liveries Pada Abad Ke-16
Contoh Seragam Kerja Pertama Yang Dikenakan Oleh Pelayan Bangsawan Eropa

Penggunaan pakaian kerja sebenarnya telah ada sejak lama. Contoh pertama dari seragam kerja adalah liveries (dari kata livrer dalam bahasa Prancis, yang berarti mengantarkan). Liveries merupakan pakaian seragam yang diberikan kepada para pelayan di istana-istana Eropa pada masa awal modern. Seragam dalam warna, bentuk, dan dekorasi, liveries mewakili rumah tangga tempat seorang pelayan bekerja.

Lambang atau inisial nama tuannya muncul di kancing, hiasan, atau lencana liveries. Pada periode sebelumnya, para pangeran, seperti adipati Burgundi, meminta anggota istana dan pelayannya mengenakan pakaian dengan satu warna pada acara-acara meriah untuk menampilkan kesatuan istana. Corak yang tepat mulai menyebar selama abad ketujuh belas, ketika status sosial seorang pangeran semakin bergantung pada penampilan yang indah dari istana dan pelayannya.

Corak awal ini sangat erat kaitannya dengan seragam militer, yang berkembang pada saat yang sama dan pada awalnya juga disebut livery (di Prancis, livrรฉe; di Jerman, liberey atau montur). Warna seragam militer biasanya identik dengan corak yang dimiliki oleh rumah tangga kepala resimen yang, sebelum pembentukan tentara nasional, sering kali memiliki resimen.

Hal ini kemudian menjadi tren dan norma pada masa itu. Semakin rumit dan semakin bagus seragam yang dihiasi lambang, menunjukkan status bahwa sang tuan rumah adalah orang yang terpandang.

Seragam Militer Raja Frederick II
Raja Frederick II Memprakarsai Penggunaan Seragam Militer Untuk Batalion Ordo Elang Hitam (Black Eagle)

Penggunaan seragam wajib dalam skala luas untuk sebuah profesi pertama kali diprakarsai oleh Raja Frederick II yang memerintah Jerman pada tahun 1785. Dia menetapkan bahwa semua staf pos harus mengenakan seragam yang terdiri dari jas biru dengan kerah oranye. Seragam ini juga memiliki manset yang menampilkan lencana dan aksesori lain seperti tanda pangkat untuk membedakan peran

Oleh karena itu, kepala pos mengenakan aksesoris yang berbeda dari petugas pos dan sekretaris pos. Pakaian kerja ini memiliki tujuan ganda yaitu untuk membedakan para pelayan dari masyarakat umum dan untuk menunjukkan kemampuan finansial tuan mereka.

Seragam Kerja Pada Abad Ke -19

Seragam Justaucorps
Seragam Justaucorps yang Dikenakan pada Abd Ke-19

Pada saat itu, perbedaan kelas dan pangkat menjadi lebih kompleks. Seragam liveries dianggap masih terlalu rumit karena harus mengenakan lebih dari satu set pakaian kerja dalam sehari. Seiring berjalannya waktu, era seragam liveries pun berakhir terganti oleh justaucorps yang sering digunakan pada acara acara formal.

Para petugas yang mampu memiliki seragam yang dipersonalisasi harus mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk mematuhi pola dan hiasan yang diperlukan untuk setiap pangkat

Pada abad kesembilan belas, seragam kerja telah diperkenalkan untuk pegawai negeri di sebagian besar wilayah Eropa. Banyak seragam diimplementasikan sebagai respons terhadap Revolusi Prancis dan perang Napoleon. Dan ketika gereja dan aristokrasi tidak lagi disukai, seragam pemerintah digunakan untuk memberikan rasa otoritas kepada orang-orang dan melambangkan dimulainya era baru.

Tidak lama setelah itu, penggunaan seragam diadopsi ke seluruh badan pemerintah seperti polisi, pemadam kebakaran, departemen pemerintah, kehutanan, dan bahkan industri pertambangan dan logam.

Di Inggris, sejak pertengahan abad ke-19, para pekerja kasar (dikenal sebagai angkatan laut) secara rutin mengenakan pakaian kerja standar yang terdiri dari topi datar, celana korduroi, sepatu bot tebal, dan jaket yang tahan lama serta sapu tangan berwarna untuk menyerap keringat. Seringkali jaket tersebut memiliki penutup bahu dari kulit untuk mencegah pemakaian saat memikul sekop atau cangkul. Variasi dari “seragam” dasar ini muncul di pabrik-pabrik, dengan manset celana yang aman dan kemeja tanpa kerah agar tidak tersangkut pada mesin yang sedang bergerak.

Seragam Kerja Pada Abad Ke-20

Pakaian Seragam Kerja Pada Abad Ke-20
Pakaian Seragam Kerja Pada Tahun 1940an

Memasuki abad ke-20, pakaian kerja berubah menjadi lebih modis, sederhana dan tanpa hiasan. Penggunaan seragam yang lebih sederhana ini dipengaruhi oleh peristiwa Depresi Besar yang terjadi pada tahun 1925 – 1935. Sebagai gantinya, pakaian kerja menjadi lebih konservatif dan praktis sehingga lebih menghemat pengeluaran.

Ekspansi industri dan manufaktur yang cepat selama paruh pertama abad ke-20 membawa pertumbuhan representasi pekerja, dengan kesehatan dan keselamatan pekerja pabrik dan pekerja manual menjadi pertimbangan utama. Bersamaan dengan hal tersebut, muncul fokus untuk menyediakan pakaian kerja yang sesuai, aman, sesuai dengan tujuan, dan yang paling penting, nyaman bagi para pekerja. Hal ini bertepatan dengan munculnya konsep merek dan keinginan untuk memberikan seragam “perusahaan” kepada para pekerja.

Seragam Kerja Jeans Era Old West
Seragam Kerja Old West

Dari sisi pekerja, Jenis seragam kerja mulai mencerminkan pekerjaan tertentu, karena alasan pragmatis. Sebagai contoh, revolusi industri membuat pergeseran besar dalam pilihan pekerjaan sekaligus memicu eksodus massal dari pertanian ke tempat kerja industri.

Periode ini ditandai dengan penggunaan denim sebagai pakaian kerja industri yang dirancang untuk tahan terhadap lingkungan yang keras serta multifungsi untuk para penambang dan pekerja kasar lainnya.

Pengenalan Era teknologi

Seragam  Kerja Wanita Tahun 1980an
Seragam Kerja Wanita Tahun 1980an

Pada tahun 1980-an, Generasi X mulai mengambil posisi di seluruh dunia kerja. Tidak hanya tempat kerja yang direvolusi dengan meningkatnya penggunaan komputer, tetapi juga membawa pandangan yang lebih liberal terhadap pakaian kerja untuk wanita.

Dengan menghadirkan setelan jas wanita dan celana panjang, para wanita benar-benar mulai mengenakan celana panjang di tempat kerja. Seiring dengan persamaan hak yang akhirnya mulai mencapai garis depan bisnis, para wanita dapat memutuskan apa yang ingin mereka kenakan untuk menjalankan peran mereka dengan nyaman, menjadi profesional, dan membuat pilihan mereka sendiri.

Seragam Kerja Pria Tahun 1980an
Seragam Kerja Pria Tahun 1980an

Akhir Dari ‘Zaman Keemasan Keperawatan’

Pada saat yang sama ketika wanita mulai diterima secara sosial untuk mengenakan setelan jas dan celana panjang di kantor, tahun 1980-an juga merupakan akhir dari apa yang dikenal sebagai ‘Zaman Keemasan Keperawatan’.

Sebelum itu, perawat biasanya terlihat mengenakan gaun, celemek pinafore, dan topi, yang terinspirasi dari pakaian biarawati.

Namun, karena kepraktisan, pemahaman yang lebih baik tentang peraturan kebersihan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan standar tertinggi lebih diprioritaskan daripada seragam bergaya, scrub menjadi pilihan yang lebih disukai di seluruh rumah sakit dan tetap menjadi seragam perawatan kesehatan yang dipilih hingga hari ini.

Pakaian Kerja Pelindung Menjadi Seragam Wajib Bagi Pekerja Dengan Risiko Tinggi

Bikin Baju Wearpack

Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan pakaian kerja pelindung menjadi bagian wajib dari seragam pekerja. Namun, pakaian keselamatan kerja ini konon berasal dari para pandai besi. Mereka mengenakan celelmek dan sarung tangan besi untuk melindungi diri dari panas yang menyengat.

Sejak saat itu, seiring perkembangan teknologi, baju safety (dan aksesori APD) telah berkembang dari waktu ke waktu, memastikan pekerja aman di lokasi dan di pabrik-pabrik industri. Dari pengenalan peralatan sederhana yang tidak kita pikirkan lagi sekarang seperti helm, kacamata pengaman, sarung tangan, dan sepatu bot berujung baja, hingga pakaian yang lebih khusus seperti pakaian kerja tahan api dan pakaian anti cipratan logam.

Konveksi wearpack coverall
Seragam Wearpack termasuk Salah Satu Seragam Keselamatan Kerja

Pakaian kerja pelindung terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi baru. Dan langkah-langkah lebih lanjut yang dimasukkan ke dalam lingkungan kerja untuk situasi kerja yang lebih aman.

Pakaian Kerja Saat Ini

Ide Outfit Model Baju Seragam Kerja Pria 2

Saat ini batas antara pakaian kerja formal dan kasual mulai kabur. Hal Ini karena orang-orang didorong untuk bereksperimen dan lebih kreatif dengan apa yang mereka kenakan. Mode, fungsionalitas dan kenyamanan adalah hal-hal utama yang menentukan desain pakaian kerja.

Aturan berpakaian kini menjadi lebih fleksibel, sehingga para karyawan bisa lebih fleksibel dalam berbusana. Kendati demikian, beberapa perusahan terutama perusahan kerah biru masih menerapkan aturan ketat mengenai penggunaan seragam kerja

Di era modern ini pakaian kerja dan seragam telah menjelma menjadi simbol identitas yang fashionable. Kunjungi situs web kami untuk mendapatkan seragam kerja berkualitas tinggi. Jika kamu tertarik untuk bikin seragam kerja, silahkan hubungi layan CS kami segera!

HARGA

Jas Almamater
Kemeja
Kaos
kaos Polo
Jaket

INFORMASI DAN PEMESANAN

Alamat:

lotermas, Tepusen, Kaloran, Temanggung

Jam kerja:

senin - Sabtu dari 08.00 Wib sampai 17.00 Wib

Telphone:

085210189234

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Whatsapp : 085228781145 | Facebook : Konveksi Maxima Temanggung | Instagram : Konveksi Maxima. Diberdayakan oleh Blogger.

Katalog Maxima Production

Katalog Maxima Production
Berbagai Macam Produk Dari Maxima

Bahan Yang Cocok Untuk Pembuatan Kemeja PDH dan PDL

  Jenis-Jenis Bahan Untuk Kemeja PDH dan PDL  Kemeja kerja PDH dan PDL merupakan pakaian seragam dari sebuah perusahaan atau instansi yang a...